Monday, November 22, 2010

ukui

tak lekang di mata
hanya sawit tak hentinya berbaris
menghanyutkan otak
menghasut kaki tuk mengais hamparan pasir kuning

hanya doa-doa ibu-ibu hamil menanti anaknya lahir
hanya doa-doa calon-calon bapak menanti anaknya besar
hanya doa-doa yang tersangkut pada duri-duri pelepah sawit
hanya air mata mengalir di sulur-sulur daun

menanti TUHAN yang tak kunjung datang di antara pepohon sawit di Ukui
TUHAN,yang selalu disembah.disebut namanya dan yang selalu tak muncul

"Apakah anakku harus mati setelah ia lahir???"
gugat sang ibu kepada TUHAN
"Apakah anakku harus tumbuh cacat,bodoh,dan miskin setelah ia lahir???"
asa sang bapak kepada TUHAN

asa dan gugat yang tersangkut di dedaun sawit di Ukui
di antara tumpukan gugatan ibu yang anaknya mati di Ukui
tergantung di gugusan kelapa sawit di Ukui
di antara asa bapak yang anaknya tumbuh cacat

di antara ribuan orang tua yang tak pernah jumpa TUHANnya

di Ukui...



Ukui,Riau 07082010

ratap tawamu


akan kupanjat langit
dan kusiram matahari dengan air tajin
agar ia tak bersinar lagi
supaya malam kan terus menaungiku
dan ku kan menangisi bulan dengan lolonganku
lalu kutarik bulan dan kuganti dengan wajahmu
majahmu yang kan kutangisi
seperti halilintar mencambuk
demikian kau kan rasa
saat aku tak pernah keluar lagi dari malam gelap
ke kubur yang terkutuk
kau kan menangisiku
namun hanya tawa yang keluar dari dari mulutmu yang meratap
dan takkan bisa kau bunuh dirimu tuk mengejarku
karena aku tak lari ke neraka atau surga
aku hanya bergentayangan di kepalamu
saat kau tau aku sudah mati