Wednesday, February 15, 2012
Lovina, Bali
JUMP!!! |
GERONIMO!!! |
letaknya di utara... dekat dengan bekas ibukota Bali sebelumnya, Singaraja, terkenal dengan lumba-lumbanya yang muncul setiap hari menjelang matahari terbit. Untuk melihat atau lebih tepatnya kejar-kejaran dengan lumba-lumba,anda harus menyewa perahu dengan biaya sekitar rp.100.000 perorang, jangan kuatir karena kita diberikan rompi pelampung. Lovina menyajikan interaksi dengan alam, yang jarang di dapat di daerah lain.
Friday, February 10, 2012
danau matano
danau air tawar terdalam di dunia ini menyajikan warna biru yang bahkan mata saya tidak mempercayainya. mengingatkan saya akan birunya Laut Banda, tetapi ini di tengah-tengah daratan, bahkan dikelilingi dataran tinggi. Terletak di perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi tengah, Danau ini merupakan "harta" dari kota Soroako yang kaya akan nikel. Kaya akan air bersih yang menghidupi hajat hidup masyarakat.
Merupakan sensasi yang unik menyebrangi danau ini dengan raft yang dimodifikasi sendiri,berbahan kayu,terdiri dari dua perahu sedang yang digabungngkan sehingga bisa mengangkut kendaraan,seperti mobil, motor, bahkan bus mikro. Namun tak semua orang berani menghadapi gelombangnya yang sudah beberapa kali "menelan" raft, mobil, bahkan sebuah bus lengkap dengan penumpangnya ini. Konon tak ada ikan hidup disini, karena kedalaman yg tak bisa lagi ditolerir oleh ikan air tawar.
port of palopo
pelabuhan Palopo
tak ada kata yang tepat melukiskan keindahan sunset, birunya gunung, dan teduhnya laut di pelabuhan Palopo, betul-betul seperti di surga. Bermalam di bus dan terguncang-guncang selama dua belas jam dari Makassar (karena ada pengerjaan konstruksi jalan) benar-benar tak terasa setelah melihat keindahan tempat ini, waktu terasa berhenti karena keteduhan tempat ini. Indonesia sungguh indah.
air emas
Desa Air Emas, kecamatan Ukui, Riau
Butuh sekitar tiga jam untuk mencapai tempat ini dari kota Pekanbaru, padahal jalan yang dilalui cukup bagus
, itupun dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam.
Semula saya kaget akan nama desa ini, tetapi setelah melihat sungai yang mengalir di tengahnya, barulah saya
paham mengapa namanya demikian.
Butuh sekitar tiga jam untuk mencapai tempat ini dari kota Pekanbaru, padahal jalan yang dilalui cukup bagus
, itupun dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam.
Semula saya kaget akan nama desa ini, tetapi setelah melihat sungai yang mengalir di tengahnya, barulah saya
paham mengapa namanya demikian.
Subscribe to:
Posts (Atom)